Oleh: Redaksi e-Newsletterdisdik | Mei 15, 2011

Hasil UN Sumbar Buruk, Pemerintah Akan Evaluasi

Hasil UN Sumbar Buruk, Pemerintah Akan Evaluasi

UN

Padang Ekspres  Minggu, 15/05/2011 – Menanggapi Adanya pemberitaan yang menyebutkan Sumatera Barat sebagai daerah peringkat enam dalam siswa yang tidak lulus Ujian Nasional, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno berjanji akan membuat program untuk menanganinya.

Irwan mengatakan, dia dan jajarannya akan menelusuri kabupaten atau kota mana saja yang nilai UN nya anjlok, sehingga menyebabkan ketidak lulusan. Selain itu dia juga akan mengevaluasi pelajaran apa saja yang nilainya anjlok.

Setelah ditemukan penyebab anjloknya nilai itu, pemerintah akan mengadakan program untuk bisa menggenjot nilai tersebut.
“Pelajaran dan pokok bahasan apa saja yang nilainya rendah akan kita evaluasi, untuk kemudian kita buat program untuk mengatasinya ke depannya,”ujar Irwan pada wartawan usai membuka acara Musyawarah Kerja Daerah Ikatan dokter Indonesia di Pangeran Beach Hotel, Sabtu lalu (14/5).

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan rilis yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Nasional, Sumbar berada pada peringkat enam siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN).

Tercatat sebanyak 1.167 dari 43.211 (2,7 persen, red) peserta UN tingkat SMA/MA di Sumbar dinyatakan tidak lulus. Ketidaklulusan UN tingkat SMA/MA Sumbar ini berada urutan 28 dari 33 provinsi se-Indonesia.

Secara nasional tercatat sebanyak 1.450.498 siswa atau sekitar 99,22 persen setingkat SMA dan MA dinyatakan lulus UN dari total 1.461.941 siswa. Sementara jumlah siswa yang dinyatakan gagal dalam UN sebanyak 11.443 siswa. Menurut Mendiknas Mohammad Nuh, tingkat kelulusan tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.

Sedianya kelulusan akan diumumkan besok (16/5), namun karena adanya cuti bersama, pengumuman diundur hingga hari Rabu (18/5).


Tanggapan

  1. Tidak perlukah kita sepakati bersama sebuah slogan yang mampu menjadi pemacu semangat dalam kompetisi dengan daerah lain ?. Jika dirasa perlu, inilah saran saya: ” Dahulu Sakapalo “, diilhami oleh jargon pacu kuda kegemaran rakyat Sumatera Barat utk menunjukkan bahwa kuda yg menang cukup dahulu ‘sekepala’ dari kuda-kuda saingannya.Jangan pernah menganggap ketertinggalan Sumatera Barat sbg sesuatu yg ‘biasa’.
    Dahululah sakapalo dari daerah lainnya !
    Wassalam,
    SB

  2. knapa musti d tunda pak?????????? sdangkan pendaftran d universitas hingga 24 mei,

  3. “Hasil Ujian buruk pasti guru yang disalahkan, tapi hasil ujian bagus pasti orang tua yang pintar”…. he he he he he ….
    Sebenarnya yang lebih penting adalah perbaiki 8 standar pendidikan. Bagaimana nilai mau bagus kalau sarana labor dan pustaka tidak ada atau tidak cukup, guru tidak berkualitas dan tidak punya komitmen kuat untuk memajukan mutu pendidikan, kepala sekolah tidak kompeten dan berwawasan sempit ….. dst. …….

  4. Setiap orang tentu bisa berteori mengapa pendidikan dan hasil UN anjlok

    1. Coba lihat bahwa mayoritas perpustakaan sekolah sudah tak berfungsi, buku buku berdebu, dan indikasi budaya belajar otodidak / mandiri nollll

    2. rumah orang sumatera barat disulap menjadi home teater, televisi, hiburan, musik meraung dari pagi hingga malam

    3. di rumah, pesan pesan dan kata “pendidikan- belajar’ mungkin jarang diungkapkan

    4. orang tua, siswa, masyarakat cuma berharap skor tinggi, tapi tidak mencikaraui bagaimana memperoleh skor tersebut- berarti belajar tanpa proses yang benar. coba lihat , anak anak kita terlalu mmenyerah jadi pintar lewat bimbel

    5. stakeholder pendidikan hanya tahu membangun infrastruktur…namun bagaimana membangun etos belajar dan etos kerja

    6. mayoritas guru guru tidak mampu menulis, berdebat, dan membaca….

    7. kita lebih mengejar penampilan dan bukan kompetensi

    maaf, ini kan menurut saya, semoga ada benarnya
    marjohan usman

  5. Alhamdulillah, kalimat berikut lahir dari gubernur kita:

    “Irwan mengatakan, dia dan jajarannya akan menelusuri kabupaten atau kota mana saja yang nilai UN nya anjlok, sehingga menyebabkan ketidak lulusan. Selain itu dia juga akan mengevaluasi pelajaran apa saja yang nilainya anjlok. Padang Ekspress”

    Bulan juni tahun 2009 lalu ini juga telah diucapkan oleh kepala dinas, ketika itu. Sudah diadakan rapat di ruang khusus kantor disdikpora Sumbar, dimana seorang pengawas sekolah telah mengusulkan kajian tentang itu harus diikuti action berupa perbaikan proses belajar mengajar (PBM) di kelas, yang mata pelajaran itu membuat nilai Sumbar jadi anjlok. Tetapi tindakan kepala dinas hanya memanggil semua kepala sekolah di Sumbar, memberi mereka wejangan dan ongkos transport ke padang…, habis itu diam!

    Harapan kita, himbauan (sebut saja ini: perintah harian gubernur) ini tidak akan disikapi oleh jajaran dibawahnya sama seperti yang dulu-dulu.

    Kita siap membantu, kalau diberikan peran, atau saran kita diterima baik. Dan kegembiraan kita sebagai warga Ranah Minang tidak akan berkurang, tentunya kalau Disdikpora Sumbar akan bisa melaksanakan tugasnya dengan sukses seperti yang diharapkan oleh pak gubernur Irwan Prayitno.

    Kami menyokong pak kadis yang baru.
    Salam buat pak Saaf, Marjohan, dan Diwarman.
    Tampaknya dengan pak Irwan jadi gubernur kita, kita tak perlu mewujudkan gagasan pembentukan “partai baru untuk wadah para pendidik”.
    Memangnya ini gagasan siapa ya tahun 2006 lalu!?

    Wassalam

    Fekry Nur

  6. mohon maaf Pak Marjohan, tidak perlulah Pak Marjohan minta maaf seharusnya komentar Pak Marjohan lebih keras dari itu. Apa yang Bpk tulis itu tepat benar sekali. Akankah pemerintah Sumbar berpikir dan berbuat memperbaiki kualitas pendidikan Sumbar. Kita tunggu saja ….tq

  7. Hasil UN untuk Sumbar terburuk no 6??? wah kayak na gak mungkin tuh,, saya memfavoritkan pendidikan sumbar masih baik walaupun bukan yang terbaik,, yah semoga ini ada hikmahnya,, sumbar jangan di nina bobokan dengan kemajuan pendidikan masa lalu yang memang banyak menghasilkan orang orang intelektual seperti DR Muhammad Hatta, KH Agus Salim, dan banyak lagi,, sumbar harus bergerak,, lihat propinsi lain sudah mulai berbenah untuk maju ke depan,, sumbar pasti bisaaaaaaa…. viva pendidikan sumbar.

  8. Kita tidak perlu cari kambing hitam, semuanya salah kita semua, bersinergi bikin kekeliruan. Saya akademisi, jadi maaf ya komentar saya berbasis keilmuan yang para praktisi tidak percaya pentingnya ilmu untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Ribuan ahli pendidikan meneliti tentang faktor apa yang mampu membuat sekolah efektif? Jawabnya, dari lebih 1500 penelitian tentang sekolah efektif, melalui meta-analisis, menyimpulkan bahwa, tanpa kecuali, “leadership” merupakan faktor utama dan pertama. Kedua, kemampuan Kepsek berbagi visi dan misi, ketiga menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman untuk siswa mengembangkan potensi dirinya, dst. Leadership tidak hanya milik kepsek, tetapi semua guru yang berarti harus profesional dan berkembang secara berkelanjutan. Kita punya sistem bagaimana seorang menuju jabatan kepsek. Bagaimana kepsek bisa berwibawa bila jalan menuju kursi kepsek pelalui perda (baca: pertalian darah). Para guru pasti tahu itu, tetapi bersikap diam, takut dikucilkan.

    Bagaimana bisa membangun komitmen dan profesionalisme guru. Mampukah kepsek meyakinkan para guru bahwa sesungguhnya, tugas mendidik itu adalah ibadah; amanah dan sebagai sebuah rahmat yang harus disyukuri? Janganlah guru disuguhi ancaman uang sertifikasi akan dicabut bila tidak mengajar 24 jam/minggu, seolah guru adalah buruh pekerja yang harus memenuhi target jam mengajar. Kata-kata yang tidak simpatik itu sering datangnya dari pejabat di atas kepsek. Sebaiknya kita mawas diri, bersinergi dengan para ahli pendidikan agar bisa dianalisis penyakitnya untuk ditemukan obatnya. Sampai kemaren saya masih mendengan kabar diangkatnya seorang tokoh yang tidak mengerti pendidikan untuk mengarahkan pendidikan pada tingkat provinsi Sumatera Barat.

    Wassalam
    Jalius Jama, tinggal di Padang.

  9. —————-
    السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
    ———————————-
    Komentar Pak J.J. di atas adalah sebuah simpul yang belum pas sekaitan dengan persoalan “Hasil UN Sumbar Buruk”. Beliau berkomentar dari sisi keilmuan. Berdasarkan fikiran sehat, dan juga berdasarkan ilmu “Evaluasi”, bila tingkat kelulusan sudah mencapai 90 % lebih berarti sudah termasuk sangat baik. Makanya pihak manajemen jangan disalahkan lagi. Yang tidak Lulus ?? sangat dipengaruhi oleh kemampuan dasar anak.

    Semua kepala sekolah dan guru yang ada di Sumbar sudah sepantasnya bergembira tidak perlu jadi beban mental yang membuat kita sterss. Kita harus sabar menerima komentar dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan manajemen pendidikan sekolah.

    Apresiasi sangat perlu untuk mereka yang telah berpartisipasi aktif membangun pendidikan di Sumbar ini.

    Ingat persoalan yang di usung sekarang sudah berada di luar tanggung jawab Kepsek dan para guru-guru, yakni ingin “berlomba” dengan daerah lain. Persoalan ini adalah persoalan politik para pejabat. Faktor inilah yang memicu percepatan sikap “kecurangan”.

    Dalam pemikiran saya, Kalau ada anak tidak lulus (dalam jumlah kecil) itu adalah wajar dan sesuai dengan sunatullah, karena Allah tidak menjadikan manusia ini pintar semua. Pemahaman tentang persoalan ini sangat penting, terutama untuk menanamkan sikap kejujuran terhadap diri sendiri dan memahami konsep “inividual differences”.


Tinggalkan Balasan ke eddie purwanto Batalkan balasan

Kategori